Xoclate Logo

Eci Handayani

Web Developer & Sunset Chaser

Ereveld Menteng Pulo, Jakarta

17 April 2019
Ereveld Menteng Pulo, Jakarta

Ereveld adalah bahasa Belanda yang menurut google translate adalah “Bidang Kehormatan”, jadi Ereveld bisa diartikan sebagai “Makam Kehormatan Belanda”. Ereveld bukan hanya ada di Indonesia tapi juga di Thailand, Myanmar dan Korea Selatan.

Salah satu pengetahuan baru dari walking tour bersama @jktgoodguide Sabtu kemarin adalah ternyata saat ini ada 7 Ereveld di Indonesia dari yang sebelumnya sebanyak 22 di seluruh Indonesia. Tersebar di Pulau Jawa, yaitu di Ancol (Jakarta),  Kembang Kuning (Surabaya), Pandu (Bandung), Leuwigajah (Cimahi), Kalibanteng (Semarang), Candi (Semarang) dan Menteng Pulo (Jakarta).

Awalnya gue kira hanya orang Belanda yang dimakamkan di sini, ternyata salah! Ereveld ini adalah makam para korban perang dunia kedua dan perang kemerdekaan. Selain orang Belanda, ada juga makam orang Indonesia. Laki-laki,  perempuan, anak-anak, Islam, Kristen, Budha, Yahudi juga ada. Nisan yang digunakan disesuaikan dengan agama yang dimakamkan

Information Board | Ereveld Menteng Pulo
Papan Informasi

Karena judulnya adalah walking tour, kami jalan kaki dari pasar festival  ke arah TPU menteng pulo, letak Ereveld ini di belakang TPU, masuk terus sampe keluar lagi ke pemukiman. Letaknya di seberang Bank Sampah ada di sebelah kanan.

Di gerbang makam kami disambut direktur OGS (Oorlogsgravenstichting) yaitu Yayasan yang mengelola Makam Kehormatan Belanda. Sebelum masuk isi buku tamu dulu, saat mau pulang juga bisa sih. Makam ini tertata rapih, bersih. Rumputnya terawat, pohon-pohonnya juga. Saat berkeliling juga lihat petugas sedang membersihkan nisan-nisan. Dari gerbang di sebelah kiri ada blok makam muslim yang menghadap kiblat, berbeda dengan arah hadap makam lainnya.

Makam Tidak dikenal (onbekend)

Columbarium

Berjalan lebih ke dalam, kami tiba di gereja Simultan yang di sebelah kanannya adalah bangunan Columbarium (rumah abu), berisi 754 guci abu orang Belanda yang gugur sebagai tawanan perang Jepang dan dikremasi di sana. Nama, pangkat, tanggal lahir, tanggal wafat terdokumentasi dengan baik di pemakaman ini. Mengesankan.

Gereja Simultaan

Masuk ke gereja -yang sekarang digunakan untuk acara peringatan tahunan, ada salib besar di sisi kanan menuju altar. Salib ini adalah Salib ini terbuat dari bantalan rel kereta api, sebagai peringatan korban perang yang dipaksa militer Jepang untuk membangun jalur kereta api antara Siam dan Burma. Para korban berasal dari beberapa negara, yaitu Australia, Belanda, Inggris, dan Amerika.1

Di sebelah Ereveld ada pintu kecil turun menuju Jakarta War Cemetery. Pemakaman ini menggunakan marmer hitam sebagai nisan, yang dimakamkan di sini adalah prajurit dari Inggris dan negara persemakmurannya (India, Australia dan Pakistan). Jika di Ereveld nisan bertuliskan: nama, tanggal lahir & tanggal wafat maka di sini selain data tersebut ada juga pangkat, kesatuan dan kata mutiara yang cukup menarik untuk dibaca. Orang terkenal yang dimakamkan di sini salah satunya adalah Mallaby, yang tewas di Surabaya.

Melihat nisan-nisan para korban perang ini, gave me goosebumps. Betapa kejamnya perang yang membunuh jutaan manusia. Dari bayi berumur satu hari sampai para prajurit yang mungkin terpaksa berperang demi negara. Makam ini hanya sebagian kecil korban sementara berjuta-juta manusia dimakamkan masal bahkan menjadi tidak dikenal karena perang. Makam ini sebagai peringatan dan pengingat bahwa tidak ada pemenang dalam perang. Civillians suffered the most in war.

Jam Buka

Ereveld dapat dikunjungi setiap hari pukul 07:00 – 17:00, gratis. Bunyikan belnya jika pintu ditutup atau tidak terlihat penjaga di pintu masuk. Staf-stafnya menyambut ramah, bisa pinjem payung juga jika dibutuhkan. Oh iya selayaknya mengunjungi makam, harap tidak berswafoto terlalu heboh ya


Updated: January 19, 2021Posted in Travel wisata jakarta wisata sejarah

Comments are closed.