Istana Bogor
Dalam rangka HUT Kota Bogor, Istana Bogor ngadain Open House (bener gak nih istilahnya?) dimana masyarakat boleh masuk ke Istana Bogor dengan syarat daftar dulu. Beruntung tahun ini diajak teman yang udah daftar duluan buat masuk ke Istana Bogor. Gue jalan dari Jakarta sama Nita, berdua aja naek kereta Pakuan (Rp. 11.000), berhubung hari kerja jadi keretanya gak rame, bisa selonjoran kalo mau. Kurang lebih 1 jam kita sudah sampe di Stasiun Bogor.
Jalan keluar stasiun jadi inget rute jelajah Buitenzorg tempo hari, kita menuju ke KFC terdekat, yaitu di Taman Topi Square, maklum perutnya udah bersuara. Kelar makan kita menuju DPRD Bogor yang letaknya gak jauh dari KFC, tinggal jalan sedikit, nyebrang di depan Gereja Katedral nyampe deh di DPRD. Di sini musti registrasi lalu dikasih karcis masuk Istana bewarna hijau. Di meja registrasi juga dipajang banner gede bertuliskan larangan-larangan bagi peserta, antara lain (seinget gue):
- Tidak boleh bawa kamera
- Tidak boleh pake sendal jepit
- Tidak boleh pake kaos oblong
- Tidak boleh pake celana pendek
- Tidak boleh pake jeans
- Tidak boleh bawa tas
Yang repot ya yang gak boleh bawa tas nya itu, disediain sih tempat penitipan tapi cuman berbentuk kardus gede dan gak ada yang jaga *errr …*.
Setelah nunggu beberapa menit di bawah tenda besar yang dipasang panitia, kitapun dipanggil untuk baris siap-siap jalan masuk ke Istana. Satu rombongan kurang lebih 100an orang, tapi karena kita di kloter terakhir (jam 2 siang udah tutup istananya) kayaknya gak begitu banyak pesertanya. Bareng sama rombongan anak SMP, ibu-ibu, para PNS, kita berbaris dan nyebrang jalan menuju pintu masuk istana di samping gereja Zebaoth.[peg-image src=”https://lh3.googleusercontent.com/-iIrxJconCb0/W_Afcfr-IaI/AAAAAAAATgw/4Mgy4OFPOPUwZZWFSjXMJNASB_uX0bOCQCCoYBhgL/s144-o/15062010%2528008%2529.jpg” href=”https://picasaweb.google.com/117441230279743615431/2010#6624829626264723874″ caption=”” type=”image” alt=”15062010(008).jpg” image_size=”240×320″ peg_caption=”1″ ]Di pintu istana karcis ijo itu dikasihin ke penjaga (pramuka) lalu tur dimulai ke gedung bagian depan yang di pintu masuknya dipajang karya patung dari pohon besar, lalu kita diajak naek ke lantai dua tempat di pajangnya berbagai karya lukis dari para maestro Indonesia, ada Affandi, Basuki Abdullah dan lain sebagainya yang merupakan koleksi Bung Karno. Di sini tentu saja dilarang keras motret karena flash bisa merusak lukisan-lukisan ini. Lalu lanjut ke gedung berikutnya tempat dipajang koleksi foto dari Istana. Foto-foto kegiatan yang dilakukan di Istana Bogor dari masing-masing masa pemerintahan presiden-presiden RI, tapi sayang penataannya asal-asalan.
Dari tempat pameran foto ini kita baru masuk ke Istananya, dengan terlebih dahulu melewati metal detector, di sini baru disaring apa kamu bawa kamera atau nggak, bawa tas atau nggak, karena semua barang bawaan harus di tinggal sejak memasuki pintu ini.
Di dalam bangunan utamanya ada ruang Teratai yang besar, tempat menerima tamu-tamu negara. Kenapa ruang teratai? karena ornamen yang terdapat di ruangan ini berbentuk teratai. Ada juga cermin seribu wajah, yaitu dua cermin saling berhadapan, kalo kita ngaca di sini jumlah bayangan kita jadi tak terhingga. Sayang tur di dalam istana ini cuman sebentar aja, tur berakhir di teras belakang istana yang menghadap ke Kebun Raya. Di sini ada beberapa patung-patung perunggu, salah satunya patung naga yang nempel di batu besar. Keren.
Di halaman ini rombongan pecah dan pada sibuk moto-moto aja di berbagai sudut. Sempet ketemu dua pak polisi yang juga sibuk pepotoan, hehe kapan lagi bisa masuk istana ya pak? Waktu mau keluar eh malah ujan terpaksa nunggu ujan berhenti di teras depan istana sambil ngeliatin orang-orang yang masih pada sibuk foto-foto. Sekitar jam ½ 3 an terpaksa nerobos ujan yang (untungnya) sisa rintik-rintik, setelah ngambil tas yang dititip di mobil Steve, kita langsung menuju Stasiun karena mau ngejar kereta jam ½ 4 balik ke Jakarta.
kenap[a kita tidak boleh foto-foto di istana bogor?
Peraturannya demikian 🙂